Model Diskusi

METODE DISKUSI


Description: lambang-unja.jpg


DOSEN PENGAMPU :
AHMAD SYARKOWI S.Pd., M.Pd

DISUSUN OLEH:

ANA FERAWATI
NIM: A1C317075



PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUANALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2018



A. Pengertian metode diskusi
Metode sebagai salah satu komponen yang ikut ambil bagian bagi keberhasilan kegiatan belajar mengajar dan menjadi penting bagi guru untuk memilih metode yang lebih efektif untuk  digunakan. Pada dasarnya semua metode yang digunakan dalam mengajar adalah baik, namun dalam pelaksanaannya sangat bergantung pada guru. Metode guru dapat menjadi baik akan menjadi jelek apabila guru tidak menguasai tehnik pelaksanaan dari metode yang digunakan. Diskusi adalah aktifitas dari sekelompok siswa yang berbicara saling bertukar informasi maupun pendapat tentang sebuah topik atau masalah, di mana setiap anak ingin mencari jawaban atau penyelesaian masalah dari segala segi dan kemungkinan yang ada (Departemen Pendidikan dan Kebudayaan: 1994). Diskusi adalah percakapan ilmiah yang berisikan pertukaran pendapat, pemunculan ide-ide, serta pengujian pendapat yang dilakukan oleh beberapa orang yang tergabung dalam suatu kelompok untuk mencari kebenaran.
Metode diskusi merupakan metode yang dapat membuat siswa aktif karena siswa memperoleh kesempatan berbicara atau berdialog untuk bertukar pikiran dan informasi tentang suatu topik atau masalah dan mencari fakta atau pembuktian yang dapat digunakan bagi pemecahan masalah. Metode diskusi adalah metode mengajar yang erat hubungannya dengan memecahkan masalah atau problem solving. Metode diskusi adalah metode pembelajaran yang menghadapkan siswa pada suatu permasalahan dengan tujuan untuk memecahkan suatu permasalahan, menjawab pertanyaan, menambah  dan memahami pengetahuan siswa, serta untuk membuat suatu keputusan. Metode diskusi adalah cara penyajian pelajaran di mana siswa dihadapkan  kepada suatu masalah yang bisa berupa pernyataan atau pertanyaan yang bersifat probematis untuk dibahas dan dipecahkan bersama (Djamarah dan Aswan: 2006).

B. Prinsip metode diskusi
Prinsip dari metode diskusi adalah melibatkan siswa secara aktif, diperlukan ketertiban dan keteraturan dalam mengemukakan pendapat secara bergilir dengan dipimpin oleh seorang ketua atau moderator, masalah yang didiskusikan sesuai dengan perkembangan dan kemampuan berfikir siswa, guru mendorong siswa yang kurang aktif untuk melakukan atau mengeluarkan pendapatnya, siswa dibiasakan untuk menghargai pendapat orang lain dalam menyetujui atau menentang pendapat. Metode diskusi sangat sesuai digunakan apabila materi yang disajikan bersifat rendah kesempatannya, untuk mengembangkan sifat-sifat atau tujuan pengajaran yang bersifat efektif, dan untuk tujuan-tujuan yang bersifat analisis sistematis dan tingkat pemahaman yang tinggi.

   C. Macam-Macam Diskusi
Untuk dapat malaksanakan diskusi di kelas, seorang Guru harus mengetahui terlebih dahulu tentang jenis-jenis diskusi, sehingga dalam pelaksanaannya dapat menyesuaikan jenis diskusi apa yang akan digunakan. Ditinjau dari sudut formalitas dan jumlah peserta yang mengikutinya, diskusi digolongkan menjadi:
1.        Diskusi Formal
Diskusi ini terdapat pada lembaga-lembaga pemerintahan atau semi pemerintahan, dimana dalam diskusi itu perlu adanya ketua dan penulis serta pembicara yang diatur secara formal, contoh: siding DPR 9. Sedangkan menurut M. Syah, aturan yang dipakai dalam diskusi ini ketat dan rapi. Jumlah peserta umumnya lebih banyak bahkan dapat melibatkan seluruh siswa kelas. Ekspresi spontan dari peserta biasanya dilarang sebab tiap peserta yang akan berbicara harus dengan izin moderator untuk menjamin ketertiban diskusi.
2.        Diskusi Informal
Aturan dalam diskusi ini lebih longgar dari pada diskusi-diskusi lainnya, karena sifatnya yang tidak resmi. Penerapannya bisa dalam diskusi keluarga, dan dalam belajar mengajar dilaksanakan dalam kelompok-kelompok belajar dimana satu sama lain bersifat “Face to face relationship”.
3.        Diskusi Panel
Dalam diskusi ini ada dua kategori peserta, yaitu: peserta aktif dan non aktif. Peserta aktif langsung melibatkan diri dalam diskusi, sedangkan peserta non aktif hanya menjadi pendengar. Adakalanya peserta non aktif ini terdiri dari beberapa kelompok yang memiliki wakil-wakil yang ditugasi berbicara atas nama kelompoknya.
4.        Diskusi dalam bentuk Symposium
Diskusi ini hampir sama dengan diskusi formal lainnya, hanya saja diskusi symposium disampaikan oleh seorang pemrasaran atau lebih (umumnya lebih). Pemrasaran secara bergiliran menyampaikan uraian pandangannya mengenai topik yang sama atau salah satu dari topik yang sama tersebut. Dan diskusi symposium ini biasanya tidak mencari kebenaran tertentu.
5.        Lecture Discussion
Diskusi ini dilaksanakan dengan membeberkan suatu persoalan, kemudian didiskusikan. Disini biasanya hanya satu pandangan atau satu persoalan saja.
6.        Whole Group
Kelas merupakan satu kelompok diskusi. Whole group yang ideal apabila jumlah anggota tidak lebih dari 15 orang.
7.        Buzz Group
Satu kelompok besar dibagi menjadi beberapa kelompok kecil, terdiri dari 4-5 orang. tempat diatur agar siswa dapat berhadapan muka dan bertukar pikiran dengan mudah. Diskusi diadakan di tengah atau di akhir pelajaran dengan maksud menajamkan kerangka bahan pelajaran, memperjelas bahan pelajaran atau menjawab pertanyaan-pertanyaan.
8.        Sundicate Group
Suatu kelompok (kelas) dibagi mejadi beberapa kelompok kecil terdiri dari 3-6 orang. Masing-masing kelompok kecil melaksanakan tugas tertentu. Guru menjelaskan garis besarnya problema kepada siswa, guru menggambarkan aspek-aspek masalah, kemudian tiap-tiap kelompok (sydicate) diberi tugas untuk mempelajari suatu aspek tertentu. Guru menyediakan referensi atau sumber-sumber informasi lain.
9.        Rain Storming Group
Dalam diskusi ini setiap kelompok harus menyumbangkan ide-ide baru tanpa dinilai segera. Setiap anggota kelompok mengeluarkan pendapatnya. Hasi belajar yang diharapkan agar anggota kelompok belajar menghargai pendapat orang lain, menumbuhkan rasa percaya pada diri sendiri dalam mengembangkan ide-ide yang ditemukannya yang dianggap benar.
10.    Fish Bowl
Diskusi ini dipimpin oleh satu orang yang mengetahui sebuah diskusi dan tujuan diskusi ini adalah untuk mengambil suatu kesimpulan. Dalam diskusi ini tempat duduk diatur setengah lingkaran dengan dua atau tiga kursi kosong menghadap ke peserta diskusi. Kelompok pendengar duduk mengelilingi kelompok diskusi, seolah-olah melihat ikan yang berada dalam mangkok (fish bowl).

        D. Tujuan Penggunaan Metode Diskusi
Dalam kehidupan sehari-hari manusia seringkali dihadapkan pada persoalan-persoalan yang tidak dapat dipecahkan hanya dengan satu jawaban atau satu cara saja, tetapi perlu menggunakan banyak pengetahuan dan macam-macam cara pemecahan dan mencari jalan yang terbaik.
Tambahan pula banyak masalah di dunia dewasa ini yang memerlukan pembahasan oleh lebih satu orang saja, yakni masalah-masalah yang memerlukan kerjasama dan musyawarah. Dan apabila demikian maka musyawarah atau diskusilah yang memberikan kemungkinan pemecahan yang terbaik.
Adapun tujuan penggunaan metode diskusi adalah:
1.        Berpikir secara demokratis.
2.        Pemecahan masalah secara demokratis.
3.         Partisipasi peserta didik.

E. Manfaat Metode Diskusi
Diskusi kelompok/kelas dapat memberikan sumbangan yang berharga terhadap belajar siswa, antara lain:
1.        Membantu siswa untuk tiba kepada pengambilan keputusan yang lebih baik daripada memutuskan sendiri.
2.        Siswa tidak terjebak kepada jalan pemikiran sendiri yang kadang-kadang salah, penuh prasangka dan sempit.
3.        Diskusi kelompok/kelas memberi motifasi terhadap berfikir dan meningkatkan perhatian kelas terhadap apa yang sedang mereka pelajari.
4.        Diskusi juga membantu mengerahkan atau mendekatkan hubungan antara kegiatan kelas dengan tingkat perhatian dan derajat pengertian dari pada anggota kelas.
5.        Untuk mencari suatu keputusan suatu masalah.
6.        Untuk menimbulkan kesanggupan pada siswa dalam merumuskan pikirannya secara teratur sehingga dapat diterima orang lain.
7.        Untuk membiasakan siswa mendengarkan pendapat orang lain sekalipun berbeda dengan pendapatnya sendiri, dan membiasakan sikap toleran.

Apabila dilaksanakan dengan cermat maka diskusi merupakan cara belajar yang menyenangkan dan merangsang pengalaman, karena dapat merupakan pelepasan ide-ide, uneg-uneg dan pendalaman wawasan mengenai sesuatu sehingga dapat pula mengurangi ketegangan-ketegangan batin dan mendatangkan keputusan dalam mengembangkan kebersamaan kelompok sosial.

F. Kelebihan dan Kekurangan Metode Diskusi
1.        Kelebihan metode diskusi.
-       Suasana kelas lebih hidup sebab siswa mengarahkan perhatian atau pikirannya kepada masalah yang sedang didiskusikan yaitu partispasi siswa dalam metode ini lebih baik.
-       Dapat menaikkan prestasi individu seperti: toleransi, demokrasi, berpikir kritis, sabar dansebagainya.
-       Kesimpulan hasil diskusi mudah dipahami siswa karena para siswa mengikuti proses berpikir sebelum sampai kepada kesimpulan.
-       Para siswa dilatih belajar mematuhi peraturan-peraturan dan tata tertib dalam suatu masalah musyawarah sebagai latihan pada musyawarah yang sebenarnya.
-       Rasa sosial mereka dapat dikembangkan karena bisa saling membantu dalam memecahkan soal atau masalah dan mendorong rasa kesatuan.
-       Memperluas pandangan.
-       Memberi kemungkinan untuk saling mengemukakan pendapat.
2.        Kekurangan metode diskusi
-       Kemungkinan ada siswa yang tidak ikut aktif, sehingga bagi anak-anak ini, diskusi merupakan kesempatan untuk melepaskan diri dari tanggung jawab.
-       Sulit menduga hasil yang dicapai karena waktu yang digunakan untuk diskusi cukup panjang.
-       Kadang-kadang terjadi adanya pandangan dari berbagai sudut bagi masalah yang dipecahkan, bahkan mungkin pembicaraan menjadi penyimpangan, sehingga memerlukan waktu yang panjang.
-       Dalam diskusi menghendaki pembuktian yang logis.
-       Tidak dapat dipakai pada kelompok yang besar.
-       Peserta mendapat informasi yang terbatas.
-       Dalam peleksanaan diskusi mungkin dikuasai oleh orang-orang yang suka berbicara.
-        Biasanya orang menghendaki pendekatan yang lebih formal

DAFTAR PUSTAKA

Depdikbud. 1994. Didaktik Atau Metode Umum. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Djamarah, Syaiful Bahri dan Aswan Zain. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Winataputra, Udin S, dkk. 2007. Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Universitas Terbuka.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

MAKALAH PENGERTIAN PENGELOLAAN BIAYA PENDIDIKAN DAN JENIS–JENIS BIAYA PENDIDIKAN

Keterampilan Menjelaskan

SOP LABORATORIUM