METODE INQUIRY

“METODE INQUIRY


Description: lambang-unja.jpg


DOSEN PENGAMPU :
AHMAD SYARKOWI S.Pd., M.Pd

DISUSUN OLEH:

RIZKI INTAN SARI
NIM: A1C317013



PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUANALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2018
A. Pengertian Metode Inquiry

      Metode Inquiry istilah dalam bahasa inggris, ini merupakan suatu teknik atau cara yang digunakan guru untuk mengajar di depan kelas. Adapun pelaksanaannya sebagai berikut: guru membagi tugas meneliti suatu masalah ke kelas. Siswa di bagi menjadi kelompok, dan masing-masing kelompok mendapat tugas tertentu yang harus dikerjakan. (Roestiyah. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Rineka Cipta. 1991. Hlm 75)

Metode ini berasal dari John Dewey, maksud utama metode ini adalah memberikan latihan kepada murid dalam berfikir. Metode ini dapat menghindarkan untuk membuat kesimpulan tergesa-gesa, menimbang-nimbang kemungkinan pemecahan, dan menangguhkan pengambilan keputusan sampai terdapat bukti-bukti yang cukup. 

Metode inquiry ini merupakan suatu metode yang merangsang murid untuk berfikir, menganalisa suatu persoalan sehingga menemukan pemecahannya. Dalam bahasa inggrisnya disebut problem solving method. Metode ini membina kecakapan untuk melihat alasan-alasan yang tepat dari suatu persoalan, sehingga pada akhirnya dapat ditemukan bagaimana cara penyelesaiannya. Metode inipun adalah metode yang membina murid untuk dapat berfikir ilmiah, yaitu cara berfikir yang mengikuti jenjang-jenjang tertentu di alam penyelesaiannya. Kemampuan untuk memperoleh tilikan dapat dilatih dan dikembangkan dengan metode mengajar semacam ini. (Djajadisastra. Metode-Metode Mengajar. Bandung : Angkasa.. 1981. Hlm 19)

Metode inquiry juga dikembangkan oleh Suchman untuk mengajar siswa memahami proses penelitian. (Joyce and Weil. Models of Teaching Prentice: Prentice/Hall International. 1986. Hlm 56).  Suchman tertarik untuk membantu siswa melakukan penelitian secara mandiri dan disiplin. Hal ini didasarkan pada pemikiran bahwa anak-anak selalu memiliki rasa ingin tau. Suchman menginginkan siswa mempertanyakan mengapa suatu peristiwa terjadi dan menelitinya dengan cara mengumpulkan dan mengolah data secara logis. Dengan demikian maka metode inquiry akan memperkuat dorongan alami untuk melakukan eksplorasi dengan semangat besar dan dengan penuh kesungguhan.
  
   B. Jenis metode inquiry
a.      Invitation into inquiry
Model inkuiri jenis ini melibatkan siswa dalam proses pemecahan masalah dengan cara – cara yang lazim ditempuh para ilmuan. Suatu undangan (invitation) memberikan suatu problem kepada para siswa dan melalui pertanyaan masalah yang telah direncanakan dengan hati – hati mengundang siswa untuk melakukan beberapa kegiatan sepeti;
a)      Merancang eksperimen,
b)      Merumuskan hiotesis,
c)      Menentukan sebab akibat,
d)     Menginterpretasikan data,
e)      Membuat grafik,
f)       Menentukan peranan diskusi dan kesimpulan dalam merencanakan penelitian, dan
g)      Mengenal bagaimana kesalahan eksperimental mungkin dapat dikurangi atau di perkecil.
b.      Pictorial riddle
Model ini merupakan metode mangajar yang dapat mangembangkan motivasi dan minat siswa dalam diskusi kelompok kecil atau besar, gambar peragaan, atau situasi sesungguhnya dapat digunakan untuk meningkatkan cara berpikir kritis dan kreatif para siswa, biasanya suatu riddle (teka-teki atau puzzle) berupa gambar di papan tulis, poster, atau diproyeksikan dari transparansi atau power point, kemudian guru menjelaskan pertanyaan yang berkaitan dengan riddle itu.
c.       Synectics lesson
Model ini memusatkan keterlibatan siswa untuk membuat berbagai macam bentuk kiasan supaya dapat membuka intelegensinya dan mengembangkan kreativitasnya. Hal ini dapat dilaksanakan karena kiasan dapat membantu siswa dalam berpikir untuk memandang suatu problema sehingga dapat menunjang timbulnya ide – ide kreatif.
d.      Value clarification
Pada model pembelajaran inkuiri jenis ini siswa lebih difokuskan pada pemberian kejelasan tentang suatu tata aturan atau nilai – nilai pada suatu proses pembelajaran.


C.     Ciri – cir metode inquiry
Ø  Strategi inquiri menekankan kepada aktivitas siswa secara maksimal untuk mencari dan menemukan,artinya pendekatan inquiri menempatkan siswa sebagai subjek belajar
Ø  Seluruh aktivitas yang dilakukan siswa diarahkan untuk mencari dan menemukan sendiri dari sesuatu yang dipertanyakan sehingga diharapkan dapat menumbuhkan rasa percaya diri
Ø  tujuan dari metode inquiri adalah mengembangkan kemampuan intelektual sebagai bagian dari proses mental

    D.    Langkah – langkah pembelajaran inkuiri
Langkah – langkah proses inkuiri berupaya menyadarkan keingintahuan terhadap sesuatu, mempradugakan suatu jawaban, serta menarik kesimpulan dan membuat keputusan yang valid untuk menjawab permasalahan yang didukung oleh bukti – bukti. Berikutnya adalah menggunakan kesimpulan untuk menganalisis data yang baru (Mulyasa, 2005). Strategi pelaksanaan inkuiri adalah;
1.      Guru memberikan penjelasan, intruksi atau pertanyaan terhadap materi yang akan di ajarkan;
2.      Memberikan tugas kepada peserta didik untuk menjawab pertanyaan;
3.      Guru memberikan penjelasan terhadap persoalan- persoalan yang mungkin membingungkan peserta didik;
4.      Resitasi untuk menanamkan fakta – fakta yang telah dipelajari sebelumnya;
5.      Siswa merangkum dalam bentuk rumusan sebagai kesimpulan yang dapat dipertanggung jawabkan (Mulyasa, 2005)
Sanjaya (2008) juga menyatakan bahwa pembelajaran inkuiri mengikuti langkah – langkah sebagai berikut.
1.      Orientasi
Pada tahap ini, guru melakukan langkah untuk membina suasana atau iklim pembelajaran yangkondusif.
2.      Merumuskan masalah
Merumuskan masalah merupakan langkah membawa siswa pada suatu persoalan yang mengandung teka – teki.
3.      Merumuskan hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara dari suatu permasalahan yang dikaji.
4.      Mengumpulkan data
Mengumpulkan data adalah aktivitas menjaring informasi yang dibutuhkan untuk menguji hipotesis yang diajukan.
5.      Menguji hipotesis
Menguji hipotesis adalah menentukan jawaban yang dianggap diterima sesuai dengan data atau informasi yang diperoleh berdasarkan pengumpulan data.
6.      Merumuskan kesimpilan
Merumuskan kesimpulan adalah proses mendeskripsikan temuan yang diperoleh berdasarkan hasil pengujian hipotesis.

       E.     Kelebihan dan Kekurangan
·         Kelebihan
v  Dapat membentuk dan mengembangkan konsep dasar kepada siswa sehingga siswa dapat mengerti tentang konsep dasar ide-ide dengan lebih baik.
v  Mebantu dalam menggunakan ingatan dan transfer pada situasi proses belajar yang baru.
v  Situasi pembelajaran lebih menggairahkan.
v  Dapat mengembangkan  bakat dan kecakapan individu.
v  Memberi kebebasan siswa untuk belajar sendiri.
·         Kekurangan
v Memerlukan waktu yang cukup lama.
v Tidak semua materi pelajaran mengandung masalah.
v Memerlukan perencanaan yang teratur dan matang.
v Tidak efektif jika terdapat beberapa siswa yang pasif.


DAFTAR PUSTAKA



http://alimubarok3.blogspot.com/2014/01/makalah-metode-pembelajaran-inkuiri.html

Joyce and Weil. Models of Teaching Prentice: Prentice/Hall International. 1986. Hlm 56.

Djajadisastra. Metode-Metode Mengajar. Bandung : Angkasa.. 1981. Hlm 19.

Roestiyah. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Rineka Cipta. 1991. Hlm 75.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

MAKALAH PENGERTIAN PENGELOLAAN BIAYA PENDIDIKAN DAN JENIS–JENIS BIAYA PENDIDIKAN

Keterampilan Menjelaskan

SOP LABORATORIUM